Skip to main content

Yang Iltizam Dengan Dakwahnya


Imam Hasan al-Banna mengatakan: "Saya dapat menggambarkan sosok mujahid adalah seorang yang dalam situasi mempersiapkan dan membekali diri, berfikir tentang keberadaannya pada segenap dinding hatinya. la selalu dalam keadaan berfikir. Waspada di atas kaki yang selalu dalam keadaan siap. Bila diseru ia menyambut seruan itu.



Waktu pagi dan petangnya, bicaranya, keseriusannya, dan permainannya, tidak melanggar arena yang ia persiapkan diri untuknya. Tidak melakukan kecuali misinya yang memang telah meletakkan hidup dan kehendaknya di atas misinya. Berjihad di jalannya.

Anda dapat membaca hal tersebut pada raut wajahnya. Anda dapat melihatnya pada bola matanya.  Anda dapat mendengarnya dari ucapan lidahnya yang menunjukkanmu terhadap sesuatu yang bergolak dalam hatinya, suasana tekad, semangat besar serta tujuan jangka panjang yang telah memuncak dalam jiwanya. Jiwa yang jauh dari unsur menarik keuntungan ringan di sebalik perjuangan.



Adapun seorang mujahid yang tidur sepenuh kelopak matanya, makan seluas mulutnya, tertawa selebar bibirnya, dan menggunakan waktunya untuk bermain dan kesia-siaan, mustahil ia termasuk orang-orang yang menang, dan mustahil tercatat dalam jumlah para mujahidin."

Da’i Yang Bergerak Kerana Allah swt.

Adalah seorang da'i itu adalah yang berlari memohon syahadah kepada Allah swt. di saat melakukan tugas da'wah ilallah. Sebagaimana syahidnya 'Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi radhiallahu'anhu yang menda'wahkan kaumnya kepada Islam. 'Urwah adalah satu dari dua tokoh besar kaum musyrikin yang disebutkan dalam firman Allah, tentang perkataan kaum musyrikin:


"Dan mereka berkata, "Mengapa al-Qur'an tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makah dan Thaij) ini?" (QS. az-Zukhruf: 31)


Ketika ia menyatakan dirinya bergabung bersama Islam, sekaligus menda'wahkan kaumnya kepada Islam, bertubi-tubi tombak dan anak panah dari segala arah merobek tubuhnya hingga syahid.

Da’iyah yang Memiliki Semangat Tinggi

Anggota harakah Ikhwan, harus mempunyai semangat tinggi sebagaimana semangat al-Aslami  adhiallahu ‘anhu yang pernah diceritakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah: “Bila anda ingin melihat  tingkatan semangat, lihatlah semangat Rabi'ah bin Ka'b al-Aslami radhiallahu'anhu. Rasul saw. berkata: "Mintalah kepadaku." Ka'b mengatakan: "Aku ingin menjadi pendampingmu di.syurga." Sementara orang lain ada yang meminta makanan dan pakaian.


Da'i yang Memegang Teguh Janjinya

Seorang akh, dibina untuk mengerti dan melaksanakan sikap sidiq, sebagai sikap mulia para sahabat ridhwanullahi'alaihim.

Seperti kisah Anas bin Nadhr radhiallahu'anhu yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Bahawa Anas bin Nadhr, tidak hadir dalam peperangan Badar. Beliau mengatakan:


"Aku tidak ikut dalam perang pertama yang disaksikan Rasulullah saw. Bila Rasulullah kembali  berperang melawan kaum Quraisy setelah Badar, niscaya Allah 'Azza wa Jalla akan memperlihatkan apa yang akan kuperbuat."


Di saat perang Uhud, umat Islam menderita kekalahan. Seseorang berkata kepada Sa'ad bin Mu'adz radhiallahu'anhu: "Wahai Sa'ad hendak kemana anda?" "Saya ingin menghampiri aroma syurga di balik Uhud.' Sa'ad berangkat hingga syahid. Di tubuhnya terdapat lebih dari delapan puluh luka akibat  pukulan pedang, tombak dan anak panah. Hingga jasadnya tak dikenal lagi oleh saudari perempuannya, kecuali melalui pakaiannya.

Lalu turunlah firman Allah swt. :  

“Di antara orang-orang mu'min ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya.” (QS. aI-Ahzab: 23)


Demikianlah seharusnya sikap teguh terhadap janji.

Comments

Popular posts from this blog

INDIBATH (Disiplin)

Oleh : Asfuri Bahri Al-Indibath Az-Dzati Indibath adalah ciri utama yang menopang keberlangsungan dunia kerja seseorang. Tanpa indibath seseorang tidak mungkin mampu mencapai kesuksesan yang pernah menjadi impian dalam hidupnya. Ada beberapa pengertian tentang indibath. Di antaranya, indibath adalah kedisiplinan diri atau penguasaan terhadap diri seperti yang disebutkan dalam sebuah atsar, “Jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu.” (Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, yaitu jihad melawan nafsu). Rasulullah memuji orang yang senantiasa mempunyai control dalam kondisi pelik dan tidak terbawa oleh nafsu syahwat. Beliau bersabda, إن الله يحب البصر الناقد عند ورود الشبهات والعقل الكامل عند هجوم الشهوات “Sesungguhnya Allah menyukai pandangan yang kritis di saat banyaknya syubuhat dan otak yang sempurna di saat serangan syahwat.” Mengendalikan diri adalah tahapan pertama dan terakhir untuk merealisasikan kesuksesan hidup. Karena pada dasarnya mu...

Jika Kacang Lupa Kulitnya

Hal yang wajar bila seorang makin berharap menjadi kaya, orang bodoh bercita-cita menjadi pintar, pejabat rendahan menginginkan jabatan yang tinggi. Seorang pengangguran ingin cepat mendapat pekerjaan tetap, seorang politisi ingin segera mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Semua keinginan di atas wajar dan boleh-boleh saja. Agama tidak melarang. Bahkan Allah membuka pintu do'a bagi mereka yang punya berbagai harapan. Jika dimohon dengan sungguh-sungguh, Allah pasti mengabulkan. Adapun banyak sedikitnya, dalam tempo segera atau ditunda, semua bergantung pada kemurahan Tuhan. Pada dasarnya semua yang ditimpakan kepada manusia baik atau buruk adalah ujian. Tapi ternyata hanya mereka yang ditimpa keburukan saja yang merasa diuji, sementara yang diberi kebaikan merasa dikasihi. Padahal bisa jadi yang ditimpa keburukan itu justru yang menjadi kekasih Tuhan. "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada K...

Tujuan Tarbiyah bagi Keluarga

Selain tujuan tarbiyah untuk pribadi wanita muslimah, tarbiyah juga memiliki tujuan yang berkaitan dengan keluarga. Berikut adalah tujuan tarbiyah wanita muslimah bagi keluarga: a.         Mendapatkan suami yang mengaplikasikan syar’iyah dan mendukung dakwah             Islam meletakkan pernikahan sebagai bagian yang utuh dari keberagamaan seseorang, artinya dengan seseorang beragama Islam padanya dikenakan aturan pernikahan. Rasulullah saw pernah bersabda :                   “Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu di antara kalian hendaklah melaksanakan pernikahan, karena ia dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan (kehormatan). Barangsiapa tidak mampu hendaklah berpuasa, karena ia menjadi benteng perlindungan”  (Riwayat Bukhary, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). Sebagian ulama kita mem...