Skip to main content

Tujuan Tarbiyah bagi Pribadi Wanita Muslimah


Tujuan tarbiyah Islamiyah bagi akhwat muslimah, pada dasarnya ditujukan kepada diri pribadinya terlebih dahulu, sebelum akhirnya nanti memberikan kontribusi bagi yang lain. Adapun tujuan tarbiyah bagi pribadi wanita muslimah adalah:
a.                Membentuk Syakhshiyah Muslimah Mutakamilah
Tujuan tarbiyah pada akhwat muslimah pertama kali adalah membentuk kepribadian sebagai muslimah yang paripurna. Seluruh aspek kemanusiaan muslimah hendaknya ditumbuhkan sehingga akan melahirkan potensi yang optimal. Baik segi ruhaniyah (spiritual), fikriyah (intelektual), khuluqiyah (moral), jasadiyah (fisik), dan amaliyah (operasional).
Menurut Syaikh Hasan Al Banna, kepribadian Islam meliputi sepuluh aspek, meliputi hal-hal sebagai berikut:
·        Salimul Aqidah. Setiap individu dituntut untuk memiliki kelurusan aqidah yang hanya dapat mereka peroleh melalui pemahaman terhadap Al Qur’an dan As Sunnah.
·        Shahihul Ibadah. Setiap individu dituntut untuk beribadah sesuai dengan tuntunan syari’at. Pada dasarnya ijtihad bukanlah hasil ijtihad seseorang karena ibadah tidak dapat diseimbangkan melalui penambahan, pengurangan,  atau penyesuaian dengan kondisi dan kemajuan zaman.
·        Matinul Khuluq. Setiap individu dituntut untuk memiliki ketangguhan akhlaq sehingga mampu mengendalikan hawa nafsu dan syahwat.
·        Qadirun alal Kasbi. Setiap individu dituntut untuk mampu menunjukkan potensi dan kreativitasnya dalam kebutuhan hidup.
·        Mutsaqaful Fikri. Setiap individu dituntut untuk memiliki keluasan wawasan. Ia harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan wawasan.
·        Qawiyul Jismi. Setiap individu dituntut untuk memiliki kekuatan fisik melalui sarana-sarana yang dipersiapkan Islam.
·        Mujahidun linafsihi. Setiap individu dituntut untuk memerangi hawa nafsunya dan mengokohkan diri di atas hukum-hukum Allah melalui ibadah dan amal shalih. Artinya, setiap pribadi dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu setan yang menjerumuskan manusia ke dalam kebathilan dan kejahatan.
·        Munazhamun fi Syu’uniha. Setiap individu dituntut untuk mampu mengatur segala urusannya sesuai dengan aturan Islam. Pada dasarnya segala pekerjaan yang tidak teratur hanya akan berakhir pada kegagalan.
·        Harisun ala Waqtihi. Setiap individu dituntut untuk mampu memelihara waktunya sehingga akan terhindar dari kelalaian. Setiap individu juga dituntut untuk mampu menghargai waktu orang lain sehingga tidak akan membiarkan orang lain melakukan kesia-siaan.
·        Nafi’un li Ghairihi. Setiap individu harus menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain.
Tarbiyah bagi wanita muslimah hendaknya mampu menumbuhkembangkan berbagai sifat positif dalam kepribadian, sehingga lahirlah pribadi mempesona, buah dari proses tarbiyah yang berkesinambungan.
b.               Membentuk Syakhshiyah Da’iyah
Setelah kepribadian Islam pada diri wanita muslimah terbentuk, mereka harus dipersiapkan pula untuk menjadi aktivis dakwah atau da’iyah. Islam tidak hanya menuntut seseorang untuk shalih secara individual, akan tetapi juga shalih secara sosial. Untuk itulah tarbiyah menghantarkan wanita mulsimah untuk memiliki kepribadian sebagai da’iyah yang aktif mengajak masyarakat melakukan kebaikan dan mencegah mereka dari keburukan.
Allah Ta’ala menyebutkan amar ma’ruf dan nahi munkar sebagai karakter pokok laki-laki dan perempuan yang beriman :
Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (At Taubah 9 : 71).
Al Qurthubi dalam tafsirnya ketika mengomentari ayat ini menjelaskan, “Allah Ta’ala menjadikan amar ma’ruf dan nahi munkar sebagai pembeda antara golongan mukmin dengan golongan munafiq. Orang-orang yang beriman selalu menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan puncaknya ialah menyeru manusia (berdakwah) ke jalan agama Allah”.
Para wanita muslimah generasi pertama Islam telah terlibat dalam berbagai medan perjuangan dakwah dan jihad. Mereka hasil didikan rasul mulia Saw, yang telah menghantarkan para wanita muslimah kepada sebuah jalan lurus, jalan dakwah yang pernah dilalui Nabi-nabi terdahulu.
c.                Memberikan pelatihan amal dan pengalaman
Tarbiyah bagi wanita muslimah juga diharapkan memberikan pelatihan (tadrib) amal dan pengalaman (tajribah) di lapangan. Para akhwat harus mendapatkan pelatihan amal yang memungkinkannya memiliki penguasaan medan yang bagus. Pelaku dakwah harus memiliki pengalaman yang luas dan penguasaan yang matang, sehingga berbagai amanah bisa dikerjakan dengan optimal.
Tarbiyah bukan hanya berbentuk forum kajian keilmuan, akan tetapi ia juga praktek di lapangan. Para akhwat muslimah dilatih dengan penunaian tugas-tugas dakwah, semenjak melakukan dakwah fardiyah, melakukan dakwah ‘amah di masyarakat, maupun dakwah khashah yaitu mentarbiyah akhwat muslimah yang lain. Selain itu juga dilibatkan dalam kegiatan kepanitiaan ataupun kelembagaan, sehingga memiliki pengalaman yang luas dalam berbagai medan dakwah.
Kepanitiaan dalam suatu kegiatan tertentu penting untuk melatih akhwat muslimah agar memiliki kemampuan beramal jama’i dan melatih kemampuan manajerial maupun leadership mereka. Selain itu juga penting untuk menumbuhkan ruh ukhuwah dan ruh berjama’ah di kalanganakhwat, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan amanah, bahkan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap sistem tarbiyah.
Kepanitiaan seminar atau tabligh akbar, termasuk panitia lomba atau festival, dan lain-lain kegiatan, merupakan sarana latihan yang baik bagi tumbuhnya kepekaan dan tanggung jawab para akhwat muslimah menyelesaikan amanah-amanah secara profesional.
Untuk melatih kemampuan berorganisasi, merancang kegiatan, berinteraksi dengan berbagai macam kalangan dan sifat manusia, maka aktivitas dalam kepengurusan sebuah organisasi adalah sarana pelatihan yang amat baik. Organisasi yang direkomendasikan kepada para akhwat untuk mereka bisa aktif di dalamnya bisa organisasi dakwah, ataupun organisasi pada umumnya.
Untuk organisasi umum, yang direkomendasikan hanyalah jenis organisasi yang aman dari segi ideologis, politis maupun praktis. Dengan aktif di dalamnya, akhwat muslimah bisa memberikan kontribusi pemikiran, sebagian tenaga dan waktu untuk mewarnai dan memperbaiki dari dalam. Selain itu, akan menjadi sebuah “jembatan” yang menghubungkan kepentingan-kepentingan dakwah dengan organisasi tersebut, atau dengan masyarakat melalui organisasi.
d.               Memberikan ketrampilan praktis
Para wanita muslimah hendaknya dibekali pula dengan berbagai ketrampilan teknis dan praktis yang akan membantunya mengerjakan amanah dakwah secara tepat. Ketrampilan berumah tangga adalah salah satu bekal yang mendasar bagi para wanita muslimah untuk menciptakan suasana dan komunikasi yang mendukung bagi kebaikan dakwah dalam rumah tangga. Ketrampilan memasak, menjahit, berhias, menata rumah dengan cepat dan tepat, adalah contoh ketrampilan praktis kerumahtanggaan. Termasuk ketrampilan pertolongan pertama pada kecelakaan atau mushibah dalam kehidupan rumah tangga, diperlukan oelha pra wanita muslimah.
Dakwah menghajatkan munculnya para politisi muslimah yang mampu bermain politik secara cerdas dan Islami. Oleh karena itu ketrampilan praktis komunikasi politik, berorasi, menyampaikan pendapat, mengkritik, menyusun argumen bahkan membuat dan menyampaikan makalah merupakan kebutuhan dalam rangka memenuhi tuntutan dakwah di bidang politik. Tidak semua akhwat harus terjun langsung di bidang politik praktis, akan tetapi semua akhwat harus memiliki kepekaan dan kesadaran politik.
Kemajuan sains dan teknologi telah menghasilkan bermacam-macam produk mutakhir. Sarana informasi dan komunikasi canggih telah tercipta, yang tentu saja bisa banyak membawa manfaat dalam dakwah. Hubungan  antar kota, antar pulau bahkan antar negara sekarang bukan lagi merupakan masalah. Sarana tabligh juga semakin luas, dengan munculnya teknologi radio, televisi, internet, faksimil, telepon dan media-media cetak maupun elektronik. Jika hal ini dikuasai oleh para wanita muslimah tentu akan semakin menambah kemudahan dalam banyak hal di lapangan dakwah.

Dengan demikian berbagai sarana yang tercipta sebagai hasil kemajuan sains dan tekonologi belakangan ini, ikut mendukung program dakwah selama para akhwat muslimah mampu memiliki kunci pengetahuan tentangnya.

Comments

Popular posts from this blog

INDIBATH (Disiplin)

Oleh : Asfuri Bahri Al-Indibath Az-Dzati Indibath adalah ciri utama yang menopang keberlangsungan dunia kerja seseorang. Tanpa indibath seseorang tidak mungkin mampu mencapai kesuksesan yang pernah menjadi impian dalam hidupnya. Ada beberapa pengertian tentang indibath. Di antaranya, indibath adalah kedisiplinan diri atau penguasaan terhadap diri seperti yang disebutkan dalam sebuah atsar, “Jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu.” (Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, yaitu jihad melawan nafsu). Rasulullah memuji orang yang senantiasa mempunyai control dalam kondisi pelik dan tidak terbawa oleh nafsu syahwat. Beliau bersabda, إن الله يحب البصر الناقد عند ورود الشبهات والعقل الكامل عند هجوم الشهوات “Sesungguhnya Allah menyukai pandangan yang kritis di saat banyaknya syubuhat dan otak yang sempurna di saat serangan syahwat.” Mengendalikan diri adalah tahapan pertama dan terakhir untuk merealisasikan kesuksesan hidup. Karena pada dasarnya mu...

Jika Kacang Lupa Kulitnya

Hal yang wajar bila seorang makin berharap menjadi kaya, orang bodoh bercita-cita menjadi pintar, pejabat rendahan menginginkan jabatan yang tinggi. Seorang pengangguran ingin cepat mendapat pekerjaan tetap, seorang politisi ingin segera mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Semua keinginan di atas wajar dan boleh-boleh saja. Agama tidak melarang. Bahkan Allah membuka pintu do'a bagi mereka yang punya berbagai harapan. Jika dimohon dengan sungguh-sungguh, Allah pasti mengabulkan. Adapun banyak sedikitnya, dalam tempo segera atau ditunda, semua bergantung pada kemurahan Tuhan. Pada dasarnya semua yang ditimpakan kepada manusia baik atau buruk adalah ujian. Tapi ternyata hanya mereka yang ditimpa keburukan saja yang merasa diuji, sementara yang diberi kebaikan merasa dikasihi. Padahal bisa jadi yang ditimpa keburukan itu justru yang menjadi kekasih Tuhan. "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada K...

Tujuan Tarbiyah bagi Keluarga

Selain tujuan tarbiyah untuk pribadi wanita muslimah, tarbiyah juga memiliki tujuan yang berkaitan dengan keluarga. Berikut adalah tujuan tarbiyah wanita muslimah bagi keluarga: a.         Mendapatkan suami yang mengaplikasikan syar’iyah dan mendukung dakwah             Islam meletakkan pernikahan sebagai bagian yang utuh dari keberagamaan seseorang, artinya dengan seseorang beragama Islam padanya dikenakan aturan pernikahan. Rasulullah saw pernah bersabda :                   “Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu di antara kalian hendaklah melaksanakan pernikahan, karena ia dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan (kehormatan). Barangsiapa tidak mampu hendaklah berpuasa, karena ia menjadi benteng perlindungan”  (Riwayat Bukhary, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). Sebagian ulama kita mem...