Skip to main content

Banyak Jalan Menuju Ukhuwwah



Al-Ustadz Abu Syauqi, Lc



    Jika ada Rahmat Allah yang sangat indah, itulah ukhuwah. Karena sesungguhnya ukhuwah hanya diberikan kepada umat Islam dan tidak diberikan kepada umat lain. Begitu kuatnya jalinan ukhuwah hingga ia menembus hubungan yang lain yang tidak sesuai dengan prinsip ukhuwah, sekalipun itu hubungan darah. Kedudukannya adalah sesuatu yang mutlak, tidak bisa tidak. Ia merupakan ikatan yang tercipta karena keimanan yang melahirkan kasih sayang, kecintaan, kemuliaan, rasa saling percaya, tolong menolong dan kerelaan berkorban untuk yang lain. Tidak hanya itu, Allah banyak memberikan kemuliaan tersendiri. Jika ada sebuah kedudukan di sisi Allah yang oleh para nabi dan syuhada inginkan, itu tidak lain adalah kedudukan orang-orang yang berkasih sayang karena Allah.
          Ukhuwah bukan hal yang serta merta ada. Kalau ujung ukhuwah itu adalah sebuah kemanisan, ada tahap-tahap yang harus dilalui untuk merasakan kelezatannya. Harus ada interaksi yang kemudian akan membuat saling kenal. Saling kenal ini akan melahirkan saling paham. Interaksi dan memahami apa dan siapa. Tentunya berinteraksi dengan Islam, umat Islam dan permasalahannya. Dari sini timbul ikatan hati yang kuat yang melahirkan kekuatan untuk saling tolong menolong, saling menanggung beban yang lain, dan terakhir adalah kekuatan untuk saling berkorban mendahulukan kepentingan saudaranya di atas kepentingannya sendiri. Jadi, bukanlah tahapan yang sulit untuk merajut ukhuwah. Namun ternyata hanya sedikit yang sanggup merealisasikannya, mengapa?
          Yang pertama, masih banyak yang menganggap jalinan persaudaraan karena darah lebih utama dari jalinan atas dasar akidah. Apalagi saat sekarang persaudaraan tidak lebih karena kepentingan-kepentingan tertentu. Persaudaraan karena sekadar balas jasa, merasa berhutang budi atau yang lainnya. Pemahaman ini tentunya sedikit-sedikit harus dihapus.
          Kedua, wawasan kita telah terkungkung oleh paradigma yang sempit tentang ukhuwah. Bagaimana sesungguhnya dapat merealisasikan ukhuwah?. Sebetulnya banyak hal yang dapat kita kerjakan untuk menggapai ukhuwah dengan tahapan-tahapan di atas. Banyak potensi kita yang sebetulnya adalah peluang besar. Masalahnya kita tidak mengetahuinya. Coba renungkan ritual-ritual yang biasa kita lakukan. Di setiap ibadah itu ternyata Allah selalu memberikan hikmah mulia menyangkut hubungan muamalah. Kuncinya adalah kepekaan; kehalusan perasaan yang seharusnya timbul saat melakukan ibadah tersebut dan kemudian melahirkan inovasi-inovasi yang sangat berharga untuk sebuah ukhuwah. Contoh yang sangat nyata ; ibadah puasa, zakat, atau qurban_ibadah-ibadah yang sebetulnya sarat dengan nilai-nilai ukhuwah. Yang menjadi penyakit di kalangan umat Islam, tidak sedikit yang tidak memahami hal ini secara memadai. Jadilah ibadah-ibadah mereka sekadar menggugurkan kewajiban. Tidak sedikit di antara muzakki yang tidak mau tahu untuk siapa zakatnya, bagaimana pengelolaannya, sejauh mana hasilnya?. Para pequrban juga tidak begitu peduli untuk siapa daging-daging qurban itu, bagaimana supaya manfaatnya optimal dst.
          Sebetulnya, ini yang dimaksud dengan proses interaksi, pemahaman kita dengan Islam, umat Islam dan permasalahan-permasalahannya seperti yang telah dijelaskan di atas. Dari proses inilah yang akhirnya mendorong kita untuk memutuskan membuat yang terbaik untuk saudara kita. Itu hanya sebuah contoh, baru sebagian yang bisa kita lakukan. Semakin sering kita berinteraksi tentunya akan semakin banyak hal baru yang dapat kita sumbangkan untuk sebuah ukhuwah.
          Jadi, ternyata dari setiap hal yang kita lakukan, yakinlah kita bisa mengambil sebuah keputusan untuk melakukan hal terbaik yang akhirnya membuahkan ukhuwah. ***
 
(Sumber : Tabloid MQ EDISI 11/TH.II/MARET 2002)

Comments

Popular posts from this blog

INDIBATH (Disiplin)

Oleh : Asfuri Bahri Al-Indibath Az-Dzati Indibath adalah ciri utama yang menopang keberlangsungan dunia kerja seseorang. Tanpa indibath seseorang tidak mungkin mampu mencapai kesuksesan yang pernah menjadi impian dalam hidupnya. Ada beberapa pengertian tentang indibath. Di antaranya, indibath adalah kedisiplinan diri atau penguasaan terhadap diri seperti yang disebutkan dalam sebuah atsar, “Jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu.” (Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, yaitu jihad melawan nafsu). Rasulullah memuji orang yang senantiasa mempunyai control dalam kondisi pelik dan tidak terbawa oleh nafsu syahwat. Beliau bersabda, إن الله يحب البصر الناقد عند ورود الشبهات والعقل الكامل عند هجوم الشهوات “Sesungguhnya Allah menyukai pandangan yang kritis di saat banyaknya syubuhat dan otak yang sempurna di saat serangan syahwat.” Mengendalikan diri adalah tahapan pertama dan terakhir untuk merealisasikan kesuksesan hidup. Karena pada dasarnya mu...

Jika Kacang Lupa Kulitnya

Hal yang wajar bila seorang makin berharap menjadi kaya, orang bodoh bercita-cita menjadi pintar, pejabat rendahan menginginkan jabatan yang tinggi. Seorang pengangguran ingin cepat mendapat pekerjaan tetap, seorang politisi ingin segera mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Semua keinginan di atas wajar dan boleh-boleh saja. Agama tidak melarang. Bahkan Allah membuka pintu do'a bagi mereka yang punya berbagai harapan. Jika dimohon dengan sungguh-sungguh, Allah pasti mengabulkan. Adapun banyak sedikitnya, dalam tempo segera atau ditunda, semua bergantung pada kemurahan Tuhan. Pada dasarnya semua yang ditimpakan kepada manusia baik atau buruk adalah ujian. Tapi ternyata hanya mereka yang ditimpa keburukan saja yang merasa diuji, sementara yang diberi kebaikan merasa dikasihi. Padahal bisa jadi yang ditimpa keburukan itu justru yang menjadi kekasih Tuhan. "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada K...

Tujuan Tarbiyah bagi Keluarga

Selain tujuan tarbiyah untuk pribadi wanita muslimah, tarbiyah juga memiliki tujuan yang berkaitan dengan keluarga. Berikut adalah tujuan tarbiyah wanita muslimah bagi keluarga: a.         Mendapatkan suami yang mengaplikasikan syar’iyah dan mendukung dakwah             Islam meletakkan pernikahan sebagai bagian yang utuh dari keberagamaan seseorang, artinya dengan seseorang beragama Islam padanya dikenakan aturan pernikahan. Rasulullah saw pernah bersabda :                   “Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu di antara kalian hendaklah melaksanakan pernikahan, karena ia dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan (kehormatan). Barangsiapa tidak mampu hendaklah berpuasa, karena ia menjadi benteng perlindungan”  (Riwayat Bukhary, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). Sebagian ulama kita mem...