Ikhwati fillah …
Kita sering
mendengar ungkapan yang mengatakan: ad-du’a-u silahul mukmin (do’a
adalah senjata orang beriman). Ungkapan ini, bukan merupakan hadits nabi saw.
Namun, banyak ayat Al Qur’an dan juga sunnah nabi saw yang shahih menjelaskan
bahwa ungkapan itu secara makna adalah ungkapan yang shahih. Oleh karena itu,
ikhwati fillah, jangan sampai kita melalaikan senjata yang satu ini. Karena tidak
semua orang mampu menggunakannya kecuali orang-orang beriman..
Banyak ayat-ayat Al
Qur’an menjelaskan kepada kita, betapa do’a adalah kekuatan yang ampuh dan
dahsyat. Doa yang dipergunakan oleh para anbiya’ wal mursalin dalam
perjalanan da’wah dan jihad mereka.
Kita ingat, kisah
tentang nabiyullah Nuh ‘alaihis-salam melakukan jihad da’awi siang dan
malam secara sembunyi dan terang-terangan. Jihad yang dilakukan selama sembilan
ratus lima
puluh tahun. Ternyata masyarakat yang menerima da’wah beliau hanya sedikit
saja. Menghadapi kondisi demikian beliau memanjatkan do’a kepada Allah swt:
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لاَ
تَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
إِنَّكَ
إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلاَ يَلِدُوا إِلاَّ فَاجِرًا كَفَّارًا
Nuh berkata:
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang
kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka
tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan
melahirkan selain anak yang berbuat ma`siat lagi sangat kafir. (QS Nuh: 26 – 27)
Demikianlah,
kemudian akhirnya kita ketahui ternyata Allah swt memang membinasakan seluruh
orang-orang kafir itu. Sesuai do’a yang dipanjatkan oleh nabi Nuh
‘alaihissalam.
Kita juga teringat
tentang do’a nabiyullah Musa ‘alaihis-salam kepada Allah SWT yang ditujukan
untuk Fir’aun dan bala tentaranya. Karena mereka sudah benar-benar melampaui
batas dalam kecongkakan dan kepongahan dengan mengandalkan berbagai macam
kekuatan duniawi yang dimilikinya. Saat itu nabiyullah Musa ‘alaihis-salam
berdo’a:
وَقَالَ
مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ ءَاتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالاً
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ
عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا
الْعَذَابَ اْلأَلِيمَ
Musa berkata:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan
pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya
Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan
kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka
mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih”. (QS Yunus: 88)
Kemudian selanjutnya
kita ketahui apa yang menimpa Fir’aun dan bala tentaranya, mereka semua
ditenggelamkan Allah swt di lautan.
Semua kisah tersebut
di atas adalah contoh do’a-do’a para nabi kepada Allah swt. Doa agar Allah
menghancurkan orang-orang yang melampaui batas dalam melakukan pembangkangan
terhadap ajaran Allah swt, para nabi dan rasul-Nya. Terdapat pula contoh lain,
yaitu do’a para nabi yang mengharapkan agar kaumnya mau menerima da’wahnya.
Salah satu
diantaranya adalah do’a nabiyullah Muhammad saw. Doa ketika da’wah beliau
kepada orang-orang Thaif disambut dengan lemparan batu dan tuduhan-tuduhan yang
menyakitkan. Saat itu beliau saw memanjatkan do’a kepada Allah swt dengan
mengatakan:
اَللَّهُمَّ
اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ
Ya Allah,
berikanlah petunjuk dan hidayah kepada mereka, sebab mereka tidak mengetahui
Setelah kurang lebih
sepuluh tahun kemudian seluruh penduduk Thaif menyatakan masuk Islam, berarti
ada jarak kurang lebih 10 tahun antara do’a nabi Muhammad saw dengan kenyataan
mereka menerima hidayah Allah swt.
Yang menarik, saat
terjadi gelombang massal pemurtadan pada masa Khalifah Abu Bakr As-Shiddiq di
Jazirah Arab, orang-orang Thaif tidak termasuk golongan yang murtad. Pemimpin
mereka berkata kepada kaumnya: “Wahai kaumku, janganlah kalian murtad, sebab
kalian adalah yang paling akhir masuk Islam, maka janganlah kalian menjadi yang
pertama dalam kemurtadan!”
Ikhwati fillah …
Do’a juga merupakan
rujukan terakhir orang-orang beriman saat mereka menghadapi berbagai kesulitan
dan tantangan besar. Khususnya saat mereka berjihad di jalan Allah swt.
Kita bisa renungi
bagaimana saat pasukan Thalut berhadapan dengan pasukan Jalut yang besar dan
dahsyat. Saat itu mujahidin mukminin melihat betapa besar dan hebatnya kekuatan
pasukan Jalut, maka mereka memanjatkan do’a kepada Allah swt:
وَلَمَّا
بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا
وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Tatkala mereka
nampak oleh Jalut dan tentaranya, mereka pun (Thalut dan tentaranya) berdo`a:
"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (QS Al Baqarah: 250)
Maka, do’a itu
membuat Allah swt memberikan kemenangan-Nya kepada mereka. Sekalipun jumlah dan
peralatan mereka sangat tidak sebanding dengan apa yang dimiliki pasukan Jalut,
sebagaimana tersebut pada ayat setelahnya.
Do’a yang mirip
dengan do’a pasukan Thalut diatas adalah do’a nabi Muhammad saw ketika
menghadapi pasukan yang menjadi kekuatan utama musyrik Makkah, di bawah
pimpinan Abu Jahal cs. Saat itu nabi Muhammad saw terus berdo’a kepada Allah
swt tiada henti-hentinya, begitu khusyu’ dan seriusnya, hingga selendang (baju
penutup tubuh bagian atas) beliau terjatuh. Beliau memanjatkan do’a:
اللّهُمّ انْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَني، اللّهُمّ آتِنِيْ
مَا وَعَدْتَنِي اللّهُمّ إِنّكَ إنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أهْلِ
الإسْلاَمِ لاَ تُعْبَدُ فِي اْلأَرْضِ [متفق عليه]
Ya Allah, penuhi
dan wujudkan apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, ya Allah, berikanlah
kepadaku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, ya Allah, jika golongan Islam
ini binasa, niscaya Engkau tidak akan disembah lagi di atas bumi ini (HR Muttafaqun ‘alaih).
Dan sebagaimana
diabadikan oleh sejarah, pada hari itu Allah swt menghancurkan kekuatan utama
musyrik Makkah.
Ikhwati fillah …
Da’wah dan jihad
kita sekarang ini sedang menghadapi rintangan dan tantangan besar dan dahsyat.
Bukan hanya dalam skala lokal, tetapi juga regional dan bahkan internasional.
Oleh karena itu ikhwati fillah, panjatkanlah do’a kepada Allah swt untuk
kejayaan Islam, da’wah Islam dan jihad Islami. Dan jangan lupa panjatkan pula
do’a untuk hancurnya kebathilan, pendukung kebathilan dan antek-anteknya.
Ingat, untuk berdo’a optimalkan waktu-waktu mustajabah
(waktu-waktu yang lebih dekat kepada terkabulkannya do’a). Khususnya di
sepertiga malam terakhir saat banyak manusia terlelap tidur.
Demikianlah, semoga
kita termasuk orang-orang yang tidak terhalangi untuk mendapatkan pahala para
mujahidin dan da’i, amin.
Comments
Post a Comment